Jumat, 31 Juli 2009

Anda Ingin Menulis Makalah? 0leh: Dra. Kastin Widjaja

Apa sih makalah itu?
Makalah adalah salah satu jenis karya ilmiah, karena itu memiliki ciri atau karakter
Keilmiahan. Apa maksudnya ? Maksudnya, bahwa makalah memiliki sifat objektif,
Tidak memihak, berdasarkan fakta, sistematis, dan logis.
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dapat dibedakan menjadi:
a. makalah deduktif
b. makalah induktif
c. makalah campuran
Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas.

Makalah induktif merupakan makalah yang penulisannya disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas.

Makalah campuran merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teori digabungkan dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang dibahas.

Sistematika Makalah
Secara garis besar sistematika penulisan makalah terdiri atas 3 bagian:
- bagian awal
- bagian inti
- bagian akhir
Bagian Awal terdiri dari: halaman sampul, daftar isi. Daftar tabel, dan gambar jika ada.

Bagian Inti terdiri dari: Pendahuluan
Latar belakang penulisan makalah
Rumusan masalah atau topik bahasan
Tujuan penulisan makalah
Teks utama
Penutup

Bagian Akhir terdiri dari: Daftar rujukan dan lampiran (jika ada)

Isi bagian awal
Harus ada: Judul makalah, Keperluan atau maksud ditulisnya makalah, nama penulis makalah, tempat serta waktu penulisan makalah.

Daftar Isi
Perlu jika panjang makalah lebih dari 15 halaman.
Fungsi daftar isi untuk memberikan panduan dan gambaran tentang garis besar isi makalah.
Daftar tabel dan gambar juga dimaksudkan untuk memudahkan pembaca untuk menemukan tabel/gambar dalam makalah.
Bila daftar tabel dan gambar lebih dari satu maka sebaiknya penulisannya terpisah dengan daftar isi.

Isi bagian inti.
Terdiri atas tiga unsure pokok yaitu: pendahuluan, teks utama(pembahasan topik-topik), penutup.
Tiga cara penulisan makalah:
1. Penulisan dengan menggunakan angka (arab maupun romawi)
2. Penulisan dengan angka yang dikombinasikan dengan abjad.
3. Penulisan tanpa menggunakan angka maupun abjad.

Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang masalah,rumusan topic bahasan serta batasannya, tujuan penulisan.

Ada 2 cara penulisan bagian pendahuluan,
1. Setiap unsur dari bagian pendahuluan ditonjolkan dan dituliskan sebagai subbagian. Jika penulisan makalah dilakukan dengan menggunakan angka, maka dapat dijumpai subbagian-subbagian sbb;
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah dan Topik Bahasan
1.3 Tujuan
2. Tidak dibagi menjadi sub-subbagian tetapi dengan pergantian paragraf.

Latar Belakang
Hal-hal yang melandasi perlunya ditulis makalah.Hal yang dimaksud dapat berupa paparan teoritis maupun paparan yang bersifat praktis, tetapi bukan alasan yang bersifat pribadi.
Penulisan latar belakang dapat dilakukan dengan berbagai cara
- dimulai dengan sesuatu yang diketahui bersama (pengetahuan umum) atau teori yang relevan dengan masalah atau topik yang dibahas.
- dimulai dengan suatu pertanyaan teoritis yang diperkirakan dapat mengantarkan
pembaca pada masalah atau topik yang akan dibahas dalam makalah.
- dimulai dengan sebuah kutipan dari orang terkenal, ungkapan atau slogan, selanjut-
nya dihubungkan atau ditunjukkan relevansinya dengan masalah atau topik yang
akan dibahas.

Masalah atau topik bahasan
Masalah atau topic bahasan sebenarnya ditentukan pertama kali sebelum kita memulai menulis makalah.
Topik bahasan ini dapat di tentukan orang lain ataupun ditentukan sendiri.
Pada umumnya topik yang di tentukan oleh orang lain itu sangat umum, sehingga kita perlu melakukan spesifikasi atau pembatasan topik.
Pertimbangan pemilihan topik (yang di lakukan sendiri):
1.Bermanfaat,layak untuk di bahas
2.menarik dan sesuai dengan minat penulis hal ini mempengaruhi proses pembuatan
Makalah sebab makalah yang menarik akan di kerjakan dengan semangat
Penulisnya
3.Topik yang di pilih haruslah di kuasai artinya tidak terlalu asing dan tidak terlalu
Barubagi penulis
4.Bahan-bahan yang di perlukan memungkinkan untuk diperoleh.
Bila anda sudah mempersiapkan topik masalah.Anda perlu memberi batasan masalah agar apa yang kita bahas tidak terlalu luas.
Beberapa pertimbangan penulisan judul
1. mencerminkan isi makalah atau mencerminkan topik yang diangkat dalam makalah.
2. dinyatakan dalam bentuk frasa atau klausa bukan dalam bentuk kalimat itulah sebabnya judul tidak diakhiri dengan tanda titik.
3. sangat dan jelas . sebaiknya berkisar antara 5-15 kata.
4. judul hendaknya menarik perhatian pembaca untuk mengetahui isinya namun harus tetap mencerminkan isi makalah.
Tujuan penulisan makalah.
Tujuan di sini lebih mengarah pada apa yang dicapai dengan penulisan makalah tersebut.
Rumusan tujuan yang dirumuskan haruslah dapat memberikan gambaran tentang cara menguraikan atau membahas topik yang telah di tentukan.
Rumusan tujuan dapat berupa kalimat kompleks ataupun dijabarkan dalam bentuk rincian.

Teks Utama
Teks utama yang baik adalah teks yang dapat membahas topik secara mendalam dan tuntas, dengan menggunakan gaya penulisan ringkas, lancar, dan langsung pada persoalan serta menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Mendalam bukan bearti selalu panjang dan bertele-tele. Hindari penggunaan kata tanpa makna dan cara penyampaian yang melingkar-lingkar. Hindari penggunaan kata seperti: dan sebagainya, dan lain-lain, yang sebesar-besarnya.

Kegiatan ini tentunya dapat dilaksanakan setelah bahan terkumpul.
Bahan penulisan dapat berupa bahan yang bersifat teoritis (diperoleh dari buku teks,
Referensi. Laporan penelitian, jurnal, makalah, majalah, dan barang cetak lain) atau
Dapat dipadukan dengan bahan yang bersifat factual.

Penutup
Isi penutup berupa kesimpulan atau rangkuman pembahasan dan saran (jika memang dipandang perlu)

Daftar Rujukan, Lampiran

Selasa, 28 Juli 2009

Bagaimana Menulis Artikel untuk Jurnal ? Oleh: Dra. Kastin Widjaja

Artikel penelitian untuk jurnal hanya berisi hal-hal penting saja, yaitu:
- temuan penelitian
- pembahasan hasil temuan
- pembenahan hasil temuan
- kesimpulan

Sistematika penulisan artikel

1. Judul artikel hendaknya informatif lengkap tidak terlalu panjang atau terlalu
pendek (antara 5 – 15 kata}. Judul memuat variabel-variabel yang diteliti atau
kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti.
Contoh : - Pemanfaatan Jagung sebagai Bahan Dasar Pembuatan Tahu
- Pembuatan Tempe dari Kacang Hijau
- Kacang Hijau sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Tempe
- Selai Lezat dari Lidah Buaya
- Pengaruh Bahasa SMS terhadap EYD

2. Nama penulis tanpa gelar akademik

3. Abstrak dan Kata kunci
Abstrak berisi pernyataan yang ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling
Penting. Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, prosedur penelitian
(untuk penelitian kualitatif termasuk subjek yang diteliti).
Ringkasan hasil (bila dianggap perlu, juga kesimpulan). Hal-hal seperti: hipote-
Sis, pembahasan serta sarana tidak perlu disajikan.
Panjang abstrak 50 – 75 kata ditulis dalam satu paragraph.

4. Pendahuluan
Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak yang berisi :
Latar belakang, masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah, rumusan
Tujuan penelitian. Panjang bagian pendahuluan sekitar 2 – 3 halaman kuarto
Diketik 1,5 spasi.

5. Metode Penelitian
Menyajikan bagaimana penelitian dilakukan.
Rancangan penelitian tidak perlu disajikan
Materi pokok: bagaimana data dikumpulkan, siapa sumber data, dan bagaimana
Data dianalisis.
Penelitian yang menggunakan alat dan bahan perlu ditulis spesifikasi alat dan ba-
Hannya.


6. Hasil
Menyajikan hasil analisis data. Boleh ditambahkan tabel atau grafik dan harus
Diberi komentar (dibahas). Boleh masuk dalam pembahasan bila pendek.

7. Pembahasan
a. menjawab masalah penelitian
b. menafsirkan temuan
c. mengintegrasikan temuan dalam kumpulan pengetahuan yang sudah mapan
d. menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang ada

8. Kesimpulan

9. Daftar Rujukan

SELAMAT BEKARYA

Sabtu, 25 Juli 2009

LIMA KEMAMPUAN UNIK MANUSIA

1. MAMPU BERJALAN TEGAK.
2. MAMPU MENGATUPKAN JEMPOL DAN TELUNJUK,
3. MAMPU BERBICARA DAN MENULIS.
4. MAMPU MEMAHAMI PEMBICARAAN.
5. MAMPU MEMBACA.

SELURUHNYA MERUPAKAN FUNGSI
KORTEKS OTAK. JIKA SEMUA KORTEKS
ANDA RUSAK. ANDA BISA KEHILANGAN SALAH SATU KEMAMPUAN DI ATAS.



a. GLENN DOMAN

Jumat, 24 Juli 2009

MODEL SWALAYAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Oleh : Dra. Kastin Widjaja

Bahasa mengantar manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari satu hal ke hal yang lain, meningkatkan kemampuan intelektual. berkesusastraan merupakan salah satu sarana untuk memahami hal itu.
Standar kompetensi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA meliputi empat aspek berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Keempat aspek tersebut dikemas dalan lingkup kemampuan berbahasa dan bersastra.
Kemampuan berbahasa diarahkan agar siswa trampil berkomunikasi, sedang kemampuan bersastra diharapkan untuk penghalusan budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya dan penyaluran gagasan, imajinasi, ekspresi secara kreatif dan konstruktif, baik lisan maupun tertulis.
Berkaitan dengan tujuan pembelajaran berbahasa dan bersastra tsb. Di dalam Kurikulum 2004, standar kompetensi telah terpilah-pilah dengan baik setiap kompetensi dasar. Pembelajaran yang selalu urut per KD dan diulang-ulang model .membuat kebosanan bagi guru bahkan siswa karena selalu mengalami pengulangan di setiap aspek ketrampilan. Kebosanan tentu akan berpengaruh pada sikap dan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu keterbatasan jam efektif dan persiapan yang matang untuk menghadapi UNAS mengharuskan seorang guru mencari model-model pembelajaran yang lebih efektif.
Konsep-konsep pembelajaran Accelerated Learning mengilhami penulis untuk selalu mencoba model-model pembelajaran yang baru. Tentunya model pembelajaran yang lebih efektif akan semakin disukai oleh guru maupun siswa. Penulis mencobakan model pembelajaran yang menggabungkan keempat aspek berbahasa. Model pembelajaran ini bersifat mandiri, artinya model yang akan disajikan berasal dari siswa dan akan digunakan /disajikan untuk siswa.
Model ini mirip dengan model prasmanan pembelajaran. Di mana siswa memilih apa yang sesuai dan cocok bagi siswa atau sekelompok siswa sehingga siswa merasa senang dan tentunya keberhasilan akan lebih tampak.
Model swalayan, agaknya lebih cocok untuk sebutan pendekatan ini. Sebab dengan model ini siswa akan menentukan sendiri materi yang akan dipakai untuk dirinya/kelompoknya.dalam bentuk rekaman audio cassete. Audio cassete tersebut adalah hasil kerja siswa dengan materi yang ditentukan dan tema bebas ditentukan oleh siswa. Selanjutnya audio cassete ini akan digunakanuntuk pembelajaran bahasa Indonesia lanjutan oleh kelompok-kelompok siswa lain dengan bimbingan guru.
Model swalayan diharapkan lebih efektif dari model-model sebelumnya dalam proses pembelajaran empat aspek berbahasa. Karena itu model ini penulis ujicobakan pada kegiatan Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan empat aspek ketrampilan berbahasa pada siswa kelas XII program IA/IS semester ganjil di SMAN 2 PASURUAN.

Model swalayan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
Model ini penulis sajikan dari ide setelah penulis mempelajari maksud dari
Prasmanan pembelajaran. Model prasmanan yang dimaksud adalah bagaimana kita
memilih sarana multi media yang ada dalam proses pembelajaran. Atau bagaimana
kita dapat menggunakan campuran antara ruang kelas, CBT {COMPUTER-BASED
TRAINING}, internet, mentoring, dan semua yang lain, termasuk cara-cara yang
Tidak terpikirkan sebelumnya. Semua fasilitas ini diharapkan tersedia dan cocok
dipakai sebagai saran belajar.
Dari keterangan di atas, maka penulis mencobakan model yang menjadi
angan-angan itu menjadi sebuah kenyataan. Model ini diciptakan dari siswa dan
untuk siswa. Model ini membutuhkan waktu agak lama tetapi sangat efektif di-
gunakan.

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus terbagi menjadi tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Langkah-langkah kegiatan secara garis besar sbb.:
a. Siklus kesatu
Standar kompetensi
l. Mampu memahami dan menanggapi berbagai ragam wacana lisan nonsastra
melalui mendengarkan informasi dari berbagai sumber (berita atau laporan,
sambutan atau khotbah}
1.1 mendengarkan informasi dan memberikan tanggapan.
Untuk kegiatan pada siklus satu ini memerlukan waktu 2x45 menit dengan
Tahap-tahap sbb.:
Pendahuluan
Guru mengadakan presesi siswa agar mengetahui berapa siswa yang hadir dan
Berapa siswa yang tidak hadir.
Inti
1. Guru memberikan arahan kepada siswa tentang apa yang harus dilakukan untuk
mendengarkan informasi.
2. Informasi berasal dari audio cassete, berupa dialog dengan durasi l5 menit.
{dialog yang diputar berasal dari satu kaset yang akan dipakai secara bergilir
dari kelas XII paralel}
3. Siswa mendengarkan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
4. Guru memberi pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan informasi
yang baru saja diperdengarkan.
5. Siswa menjawab pertanyaan (tertulis)
6. Setelah siswa menjawab pertanyaan, guru menugasi siswa untuk memberikan
tanggapan terhadap dialog yang baru saja diperdengarkan.
Penutup
Sebelum pembelajaran berakhir, guru memberikan tanggapan secar langsung ter-
hadap kegiatan yang baru saja berlangsung. Selanjutnya siswa mengumpulkan
hasil kerja siswa untuk dievaluasi.

b. Siklus kedua
Siklus dua dilaksanakan bukan berdasar pada hasil penilaian siklus satu. Namun lebih dilihat dari kualitas serta keefektifan model pembelajarannya. Diharapkan pada siklus dua dan akan dilanjutkan pada siklus tiga ini akan terjadi peningkatan kualitas pembelajaran serta keefektifan model pada setiap siklus.
Kegiatan siklus dua merupakan awal dari kegiatan siklus tiga yang pada akhirnya akan diperoleh hasil penilaian aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Efektivitas model ini justru terletak pada hasil yang langsung mencakup empat aspek berbahasa.
Kegiatan siklus dua memerlukan 2x45 menit tatap muka dan 2 minggu penugasan. Kegiatan awal siklus dua 2x45 menit dengan rincian sbb.:
1. Guru mengadakan presensi siswa.
2. Guru menjelaskan tugas tiap kelompok, bahwa mereka harus membuat rekaman
audio cassete seperti yang pernah mereka dengarkan pada siklus satu.
Guru juga harus menjelaskan bahwa hasil kerja mereka nanti akan dinilai menjadi
nilai tugas. berbicara .Oleh karena itu tiap anak harus merekam suaranya sesuai
dengan materi. (tiap kelompok terdiri dari 5 siswa atau 6 siswa tergantung jumlah
seluruh siswa di kelas tersebut.)
3. Siswa berdiskusi menentukan materi dialog pada side A dan materi pilihan pada
side B. Materi pilihan tidak diwajibkan untuk merekam suara sendiri, tetapi dapat
merekam dari radio, televisi, atau kaset dan diberi penjelasan asal sumber materi
rekaman.
4. Hasil diskusi dikonsultasikan kepada guru. Setelah guru menyetujui dan
memberikan arahan, maka guru akan mencatatnya. Kegiatan ini berlanjut pada jam
di luar jam tatap muka.
5. Guru menutup pertemuan tatap muka dan berpesan agar tugas merekam informasi
ini dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan hasilnya nanti akan digunakan pada siklus tiga.

Siklus ketiga
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan siklus dua. Pada siklus ini diawali dengan pengumpulan kaset oleh kelompok. Guru memberikan evaluasi hasil kerja siswa. Pemberian nilai sesuai dengan kualitasnya. Penilaian diselesaikan di luar jam tatap muka.
Dari hasil penilaian akan ditentukan kaset yang berkualitas baik. Kaset yang terpilih diberi nomor sesuai jumlah kaset. Kaset inilah yang akan digunakan dalam pertemuan siklus tiga.
Pertemuan siklus tiga memerlukan waktu 2x45 menit dengan langkah sbb.:
1. Pendahuluan
Guru mempresensi siswa. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan keterangan
Bagaimana mengikuti kegiatan pada siklus tiga.
2. Inti
- Guru menyajikan gulungan kertas yang sudah diberi nomor yang sesuai dengan
jumlah kaset terpilih.
Seorang siswa mengambil satu gulungan kertas bernomor dan membukanya.
Misal gulungan kertas itu bernomor 5 maka guru mencocokkan dengan kaset yang telah diberi nomor 5 , maka kaset itulah yang akan diperdengarkan di kelas tersebut.
- Kaset diperdengarkan, siswa mencatat hal-hal yang penting.
- Kegiatan dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan yang juga ada direkaman
dan memberi tanggapan (tertulis)
3.Penutup
Kegiatan ditutup dengan penilaian secara umum. Penilaian perorangan menjadi
Tugas guru di luar jam tatap muka.
Dari hasil rekaman tsb. Dapat digunakan berulang, sebab hasil rekaman itu tidak saja berisi dialog namun ada pembacaan puisi, pembacaan puisi musikal, wawancara, pidato, diskusi, ceramah, monolog, membaca berita, bahkan membaca teks bersejarah seperti Teks Proklamasi, Teks Sumpah Pemuda. Oleh karena itu kaset ini dapat digunakan untuk pembelajaran jangka panjang.

Kesimpulan dan saran
Model swalayan merupakan model pembelajaran yang dikembangkan dari metode prasmanan pembelajaran dalam konsep Accelerated Learning. Model ini sangat efektif sebab dengan satu model dapat dihasilkan evaluasi yang bervariasi dari keempat aspek berbahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas XII/IA-IS.
Model swalayan dapat dijadikan pilihan alternatif model pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII /IA-IS. Model ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan dalam waktu yang panjang. Sebab antara yang satu dengan yang lain mempunyai keterkaitan yang erat.
Model swalayan dinilai efektif dan mempunyai kualitas hasil yang tidak perlu diragukan. Sebab dengan model ini siswa trampil mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa tentunya memiliki rasa bangga karena mereka mempunyai karya yang dapat disimpan dalam waktu yang lama.

Saran
Saran dari penulis, model ini dapat dikembangkan dari audio cassete menjadi video cassete yang berisi klip-klip yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Selain itu disarankan cassete tersebut akan lebih bagus bila didampingi dengan buku yang berisi pokok bahasan dan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran.